Monday, April 27, 2020

BEASISWA KOREA #07: SECOND INTERVIEW UNIVERSITY (KOICA SCHOLARSHIP)

Setelah pengumuman Lulus Screening Document di KNUE😁, empat haripun diberikan sebelum second interview dilaksanakan. Terasa sangat singkat untuk mempersiapkan the final step yang sangat menentukan, interview with Professor. Namun kembali mood harus dibangun tahap demi tahap. Kamis malam dan Jum’at berlalu begitu saja dengan WFH yang mostly diisi dengan mentoring kelas training online dan sesekali membuka tugas anak-anak, malampun sama saja, hanya bisa membuka materi interview sekitar 30 menit dimalam hari dan rasa kantuk berat langsung menerpa (godaan.. oh godaan..πŸ‘Ώ). 

Dihari sabtu ku coba memaksa diri dan “mamak” (panggilan yang bantu-bantu dirumah) jadi pertimbangan yang utama, “kalau gak sekarang, besok tambah tidak memungkinkan kondisinya” pikirku dalam hati. Dari pengalaman hari ahad-ahad sebelumnya, full daddy adalah skenario rutinnya. Membulatkan tekad, “OK FIX”, kertas bekaspun kuraih dan kubagi menjadi delapan potong. Seperti biasa, gaya belajar yang sudah sering dinakan, Clue Card. Dalam berkas yang aku kirimkan ke KOICA ada 7 poin yang penting dan memiliki kemungkinan terbesar untuk ditanyakan oleh reviewer. Setiap Clue Card diisi dengan poin-poin penting dan pukul 10 sudah selesai, sambil dibaca bolak-balik aku terheran-heran dalam hati “ngopo ora ket kemis bro.. bro..”.

πŸ’¨πŸ’¨πŸ’¨Langsung yuk ke senin pagiπŸ˜€. Sahur berlalu dengan hati berdebar-debar (harusnya sih jantung ya..πŸ‘…) menghitung jam yang tersiswa, kurang dari 12 jam. Oww.. oww.. oww.. (kemane aje lu bang..). pasca sahur tugas rumah langsung dikerjakan dengan cepat (masak air, cuci piring, dan cuci baju sambil mandi). Malamnya tak lupa aku kasih mamak info kalau senin bakalan berangkat ke SMK, biar doi siap-siap. Berangkatkan dengan restu istri dan doa anak-anak, serta costume yang sudah disepakati oleh sidang rumah tangga kami. Lewat pukul tujuh sudah tiba di sekolah, tap finger print online via smartphone adalah hal pertama yang dilakukan. Pasca membuka sosmed dan pamit untuk off sementara dalam coaching pelatihan online di kelas telegram, lekas aku buka Clue Card yang sebelumnya dimasukan dalam dompet. Baru sekitar tiga puluh menit menghapal, gangguanpun datang, (yassalam..πŸ™‰). Diruang TU sedang renovasi layout dan itu sangat mengganggu dengan suara dan tukang yang lalu lalang. Waduh diruang TKR juga sedang repot renov dan ada pulang yang lagi ada project bikin pager. Tak perlu waktu lama untuk memutuskan perpustakaan sebagai pilihan terbaiknya.

Pukul 9 sampai pukul 13.30 kuhabiskan dengan baca Clue Card sambil muter-muter mengelilingi rak-rak buku diperpus (kalau dibawa duduk jatohnya ngantuk bro..πŸ˜ͺ). Entah berapa kilometer aku habiskan namun tidak ada cara lain dimenit-menit terakhir ini. Seperti yang diinfokan sebelumnya oleh bu Yulia di grup Skype (isinya sih cuma kami berdua sama Ms Yoon dari KNUE), bahwa kami akan melakukan connection test pukul 13.30. Setelah pada first interview menggunakan smartphone, di tahap ini pengen nyoba pakai laptop, dan alhasil connection test tidak berjalan semulus yang diharapkan, namun pihak KNUE menganggap cukup, mungkin karena ada jadwal interview kandidat lain (ada bocoran tahun ini ada 10 kandidat Asia yang akan memperebutkan 5 kursi awardee). Sisa 150 menit kembali kugunakan untuk menghapal pertanyaan, jawaban dan kata-kata kunci dalam essay yang sudah dipegang para reviewer. Tak lama berselang bu Yulia masuk via skype untuk cek ID (KTP dan Passport) dan memberitahu bahwa nanti 15 menit sebelum waktu wawancara dimulai harus sudah standby. Kembali smartphone menjadi pilihan (ngalor-ngidul dul… dul… ). Adzan ashar terdengar dan seraya kudirikan sholat ashar, sudah tak terhitung langkah mondar-mandir muterin rak-rak perpus, sudah puluhan kali keluar masuk kamar mandi, Ya Rob. Seperti pesan bu Yulia, 16.00 kuputuskan berhenti mondar-mandir dan membaca sambil dulu dan adjust posisi smartphone. Setelah tengok kanan-kiri ada pohon artificial πŸ‘€yang bisa ditarik masuk background biar gak sepi-sepi amat dan terkesan fresh.

Setiap perubahan menit teramati dengan harap-harap cemas (berharap panggilan Skype masuk namun cemas kalau connectionnya problem lagi). Taram.. pesan masuk Skype masuk pukul 16.19 berisi “hi”, iya beneran cuma dua huruf, “h” kecil dan “I” kecil yang bisa membuat adrenalin terpacu dan jantung terpompa lebih cepat. Barulah baru aku ketik balasan “ha” untuk kata yang belum sempurna membentuk “hallo” vicall Skype pun masuk, OMG. Tidak ingin membuang waktu, langsung ku swap icon kamera video Skype untuk menghubungan vicall tersebut. Kegembiraan meluap saat melihat dua sosok interviewer yang sudah duduk nanjauh disana dengan membolak-balikan berkas yang kuyakini milikku. Melewati tergur sapa ringan dan audio yang perlu perbaikan akhirnya headsetpun terpasang. ada juga dua orang yang ikut membantu setting audio dan kamera yang kesemuanya bermasker😷.

Tidak ingin membuang waktu, beliau membuka pertanyaan dengan “tell me about yourself” pertanyaan itu diyakini untuk mengecek audio mereka. Setelah audio clear enough, sang reviewer memperkenalkan diri Ms Yoon dan Prof Kim itu yang kusimpulkan saat itu. Kemudian Prof Kim membuka pertanyaan pertama tentang “what is your topic of reseach”. kemudian aku explain bahwa sebagai seorang guru di Indonesia kami dituntut untuk melakukana classroom action research untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kelas but personally, I prefer to R&D. Dijelaskan juga bukti-bukti mengenai skripsi, pengalaman pelatihan, dan artikel ilmiah yang pernah di publish. Setelah jawaban kututup, beliau mengejar dengan “why”. Alhamdulillah bola bergulir sesuai prediksi. Kemudian aku kasih background mengenai masalah di Indonesia yang merupakan negara kepulauan jadi masalah yang difokuskan adalah bagaimana membuat pendidikan disatu tempat dan tempat lainnya equal. Dan ku jadikan embedding ICT in Education solusinya. Sesuai salah satu subject dalam Program Master Degree in Global Education Leadership. Kesan yang ingin kubangun adalah aku sudah literasi mengenai curriculum dan konten program tersebut. Third question, ganti giliran, dan mengecek kesanggupanku dengan program yang relatif panjang 17 bulan (mungkin karena beliau wanita jadi ingin gali masalah emosi juga), namun kembali kusambut bola ini dengan senyum (refleks karena sudah bisa terantisipasi jawabannya). Mempertimbangkan reviewer wanita jadi aku bawa soal keluarga dan istri. Ku jelasin bahwa “before I decide to apply the program, I have discussed with my wife first, and she always supports meπŸ’ƒ" kemudian ku jabarain lagi proses yang sudah aku lalui untuk prepare kuliah diluar negeri. Coba kuyakinkan beliau kalau tidak ada difficulties yang berarti untukku (overcome problems hidup di culture, weather, food yang baruπŸ™ˆ) dengan pengalaman overseas training teacher yang sudah kulalui di AUT, New Zealand selama 3 weeks. Melihat kawannya mengangguk tanda puas dan merasa cukup mendapatkan jawaban, Prof Kim kembali bertanya mengenai kekuatan dan kelemahan secara personal dan akademik yang sudah aku siapkan pula jawabannya.

Tidak begitu lama vicall tersebut berlangsung dan melihat catatan di Skype total ada 13 menit 55 detik waktu yang digunakan dalam proses wawancara ini. Di akhir, Ms Yoon menjelaskan bahwa dibutuhkan waktu “a couple of weeks” untuk mereka mengumumkan hasilnya (semenjak itu hari-hari jadi berjalan lambat). Closing conversation di tutup dengan lambaian tangan dan ucapan “bye..  πŸ™Œ"dari kami. Sontak ada dua akun WA yang aku kirim kabar tentang berakhirnya sesi ini, istri dan bu Yulia. Bu Yulia berpesan kalau ada apa-apa suruh kasih tahu beliau yang aku terjemahkan bahwa ini juga termasuk kebutuhan beliau untuk tahu progress applicant dari Indonesia, mungkin untuk kebutuhan laporan ke atasan atau bahan kordinasi dengan KOICA pusat, entahlah, yang jelas aku ingin menginfokan ke beliau kalau semua berjalan lancar dan tidak ingin membebani pikiran beliau. Istri juga sangat penting aku kabari biar dia bisa bersikap harus apa dalam situasi menjelang buka puasa ini.

Sesampainya dirumah istri πŸ™‹tidak tahan mendengar cerita interview tadi. Kami habiskan sore itu dengan bercerita dan sharing pengalaman Skype tadi. Ba’da maghrib bu Yulia juga kontak lagi, beliau ingin tahu detail untuk laporan keatasannya, Mr Kim Seijin. Kemudian aku berikan info mengenai waktu dan durasi interview, selain itu juga mengenai siapa interviewernya. Menunjukan sikap care, beliau juga menanyakan apakah ada kesulitan menanggapi pertanyaan-pertanyaan tadi (seperti yang digambarkan oleh orang-orang, beliau memang friendly πŸ’) dan ku jawab kalau semua selaras dengan personal statement yang aku kirimkan. Sekarang tinggal fokus puasa dan berdoa menunggu 2 minggu. semoga dapat yang terbaik, Amin. Ohya siapa tahu ada yang pengen liat Clue Card 😝.

Lokasi: 250 Taeseongtabyeon-ro, Gangnae-myeon, Heungdeok-gu, Cheongju-si, Chungcheongbuk-do, Korea Selatan

0 komentar:

Post a Comment