KOREA INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY

Lembaga yang memberikan beasiswa Korea Selatan yang ditawarkan bagi negara-negara berkembang, KOICA.

KOREA NATIONAL UNIVERSITY OF EDUCATION

Kampus yang menjadi salah satu pusat pendidikan dan pelatihan educators Korea bertingkat International yang terletak di Kota Choengju.

OVERSEAS TRAINING TEACHER PROGRAM AUT NZ

Program kerjasama Kemendikbud dan Auckland University of Technology New Zealand yang diadakan untuk melatih guru vokasi Indonesia selama 3 minggu.

Friday, December 16, 2011

TUGAS OBSERVASI KELAS DI SMK 1 PIRI YOGYAKARTA

A. PENDAHULUAN

Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia dari mulai lahir hingga meninggal nantinya. Belajar dapat dilakukan secara formal, informal ataupun nonformal. Belajar secara formal dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan, belajar secara informal dapat dilakaukan di lembaga pengembangan keterampilan, sedangkan belajar secara nonformal dapat dilakukan dimanapun, kapanpun dengan siapapu. Namun dalam kasus ini kami memfokuskan pada pembelajaran formal yang terjadi didalam kelas.
Belajar sangan erat hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Selain itu belajar berhubungan dengan pembelajaran. Menurut Sudjana (1989) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah, “tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian“. Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu relatif singkat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya berkenaan dengan sikap dan nilai (softskill).

Sebelum memaparkan hasil observasi, terlebih dahulu kami akan menentukan dulu acuan penilaian yang digunakan. Dalam perkuliahan Metodologi Pembelajaran oleh Bapak Wardan Suyanto, Ed.D., dijelaskan bahwa beberapa aspek yang dibutuhkan guru yang diperlukan. Aspek tersebut meliputi teori learning style, keterampilan dasar mengajar, motivasi.

B. PROFIL OBJEK SURVE
Sekolah : SMK PIRI 1 Yogyakarta
Guru : Bapak Cahyono Dwi Atmoko, S.Pd.
Mata Pelajaran : Teori Bensin
Kelas : 11
Ruang : 14
Jumlah Siswa : 24 Siswa
Hari, Tanggal : Selasa, 22 November 2011
Jam : 13.00- 14.00

C. DASAR TEORI
1. Teori Learning Style
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita memiliki cara belajar dan berfikir yang berbeda-beda. Kita akan merasa lebih efektif dan lebih baik dengan menggunakan lebih banyak mendengarkan, namun orang lain merasa lebih baik dengan membaca dan bahkan ada yang merasa bahwa hasilnya akan optimal jika kita belajar langsung mempraktekkan apa yang akan dipelajari. Bagaimana cara kita belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal inilah yang kemudian kita kenal sebagai Learning Style (Gaya Belajar).
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory (pendengaran), Visual (penglihatan), Reading (membaca) dan Kinesthetic (gerakan).
2. Teori Komunikasi
Pembelajaran juga dapat dilihat dari ilmu komunikasi, mengingat bahwa pembelajaran adalah proses transfer informasi. Komunikasi sendiri merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dengan tujuan tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan tujuan dari proses komunikasi itu sendiri.
Dalam makalah berjudul “Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran” (Miftah: 2010) dijelaskan beberapa hal penting dalam komunikasi pembelajaran. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses informasi untuk komunikasi pembelajaran, antara lain: 1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi; 2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah diperoleh); 3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya pernah dikaji dengan hal baru yang akan disampaikan; 4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis; dan 5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses tranfer yang sedang terjadi.
3. Paradigma Baru Student Center
Teori ini menjelaskan bahwa kelas seharusnya menggunakan siswanya sebagai pusat belajar bukannya bertumpu pada pangajar.
4. Teori Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar (Wardan Suyanto: 2011) tersebut meliputi delapan aspek, antara lain.
a. Keterampilan bertanya.
b. Keterampilan memberi penguatan.
c. Keterampilan mengadakan variasi.
d. Keterampilan menjelaskan.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
f. Keterampilan membina diskusi kelompok kecil.
g. Keterampilan mengelola kelas.
h. Keterampilan memimpin kelompok kecil dan perorangan.

5. Motivasi Siswa
Motivasi merupakan dorongan yang mendasari seseorang melakukan sesuatu. Motivasi sendiri dibagi menurut asalnya menjadi dua, Internal dan Eksternal.motivasi juga berhubungan dengan proses untuk meningkatkan dan keinginan untuk bertindak, memberikan arah dan tujuan dari berbuat sesuatu, mempertahankan perbuatan tertentu, dan mengarahkan untuk memilih suatu tingkahlaku atau perbuatan tertentu. Guru tertarik pada motivasi yang terkait dengan “bagaimana memotivasi peserta didik agar belajar”. Secara garis besar untuk mendapatkan motivasi siswa dalam belajar yang harus dilakukan adalah.
1) Melibatkan ketertarikan murid dalam materi.
2) Tingkatkan ketertarikan siswa.
3) Membuat murid aktif, mencari tahu dan berpetualang dengan rasa ingin tahunya sendiri.
4) Menggunakan pertanyaan sebagai pancingan.
5) Memberikan materi secara menyenangkan.

D. HASIL PENGAMATAN
• Kurang dimaksimalkan.
• Guru hanya memimpin secara klasikal.
• Posisi siswa menggerombol (antara yang membaut gaduh dibelakang dan yang menyimak pelajaran dibagian belakang ).
• Dalam pembelajaran yang kami observasi, pembelajaran merupakan pengulangan mengenai materi yang sudah diajarkan sebelumnya, sehingga bertanya menjadi proses yang paling sering terjadi di kelas.
• Guru memprioritaskan memberikan pertanyaan pada siswa yang membuat gaduh.
• Tujuan pertanyaan hanya untuk mengkondisikan siswa agar tidak gaduh dan mengukur penguasaan kompetensi yang dimiliki siswa.
• Jenis pertanyaan yang digunakan kebanyakan adalah “apa”.
• Respon yang diberikan siswa terhadap guru kurang baik. Pertanyaan ditanggapi dengan gurauan yang memaksa guru membuat melemparkan kembali pertanyaan tersebut kepada anak yang tenang dan memperhatikan.
• pembelajaran. \Penguatan dilakukan secara verbal.
• Siswa kurang merespon penguatan tersebut
• Variasi yang dilakukan guru dilakukan dengan mengajar sambil berdiri, berpindah tempat (bagian dari variasi gaya mengajar).
• Variasi suara kurang dimaksimalkan.
• Variasi pola interaksi dan kegiatan kurang dimaksimalkan.
• Guru melakukan penjelasan terlalu detail mengenai materi padahal pelajaran hanya mengulangi materi.
• Penjelasan tidak begitu dihiraukan oleh para siswa.
• Jadwal dimulainya kelas adalah pukul 13.00 namun pukul 13.10 baru dibuka dan dimulai.
• Guru membuka dengan salam dan doa namun siswa kurang memperhatikan.
• Sebelum pelajaran dimulai presensi dibacakan. Siswa mulai bertingkah, ada yang tidur, sms-an,bercanda dengan teman, mengejek menggunakan “plesetan” nama siswa yang dipanggil.
• Sepuluh menit sebelum jam berakhir (13.50) siswa sudah mulai resah dan membuat kondisi kelas gadung dan tidak kondusif.
• Menutup kelas dengan memberi nasehat dan peringatan bahwa minggu depan UAS sehingga catatan dan belajar siswa harus ditingkatkan lagi.
• Doa sebelum pulang sama seperti doa sebelum dimulai pelajaran kurang diperhatikan. Guru berusaha mengelola kelas namun masih kewalahan.
• Siswa yang susah dikelola dan membuat kegaduhan adalah 9 anak dari 24 siswa.

E. PEMBAHASAN
1 Learning Style
Secara psikologi, siswa STM (SMK keteknikan) memiliki gaya belajar yang mengutamakan penglihatan (visual). Secara penerapannya sudah benar, karena guru menggunakan media visual seperti papan tulis dan buku gambar. Siswa yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Karakteristik siswa SMK Piri yang kami amati antara lain.
• Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.
• Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya
• Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu
• Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
• Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
2 Komunikasi
Komunikasi dalam kelas kurang berjalan secara efektif. Dari lima hal yang dalam dasar teori di atas dicoba dilakuka oleh pengajar, namun komunikasi tersebut kurang efektif karena siswa tidak menjadi komunikator dan penerima komunikasi yang baik.
1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi. Tidak terjadi karena siswa sibuk dan gaduh sendiri.
2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah diperoleh). Kemampuan siswa yang beragam membuat perjalanan penyampaian pelajaran tidak efektif. Keberagaman ini karena ada siswwa yang malas dan ada yang rajin.
3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya pernah dikaji dengan hal baru yang akan disampaikan. Pemberian pertanyaan ditanggapi dengan tidak serius.
4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis. Kemajuan tidak dapat dideteksi karena siswa kurang menghargai guru dan bercanda sepanjang jam pelajaran,
5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses tranfer yang sedang terjadi. Waktu luang yang diberikan digunakan bukan untuk belajar,
3 Student Center
Pelaksanaan pembelajaran berkonsentrasi pada siswa tidak dapat dilaksanakan karena kondisi peserta didik yang belum dapat dikondisikan.
4 Keterampilan Dasar Mengajar
No Keterampilan dasar mengajar Keterangan
1 Bertanya Komentar
Bertanya sebagai keterampilan mengajar guru harusnya tidak didasarkan hanya pada mengkondisikan kelas dan menguji kompetensi siswa saja namun ada tujuan lain seperti mendiagnosis kesulitan siswa, mengarahkan pemelajaran dan mendorong siswa mengemukakan mendapat.
Jenis pertanyaan yang digunakan harusnya tidak hanya mengingat (apa) namun juga menganalisis (mengapa, bagaimana).
2 Memberi penguatan Komentar
Pemberian penguatan melalui sentuhan harusnya lebih dimaksimalkan lagi. Siswa yang gaduh biasanya dikarenakan kurangnya perhatian dari orang disekitarnya. Untuk itu sentuhan akan penting untuk mereka dan akhrnya membuat suasana tenang.
3 Mengadakan variasi Komentar
Variasi gaya mengajar dilakukan hanya menggunakan perubahan posisi dan gerak tubuh namun suara dan ekspresi masih bisa ditingkatkan.
Variasi media harusnya mampu menambah fokus peserta didik. Media yang hanya papan tulis membuat variasi media begitu kurang.
Hal yang sama terjadi pada variasi pola interaksi. Pola perorangan, kelompok kecil, kelompok besar harusnya dapat dimaksimalkan.
Jadi harusnya guru dapat menggunakan ketiga aspek variasi di atas.
4 Menjelaskan Komentar
Proses pembelajaran yang harusnya mengulang materi sebelumnya berubah menjadi pembelajaran yang menjelaskan kembali dari awal. Kesan menjelaskan secara detail begitu nampak dalam PBM.
Langkah yang dapat diambil oleh guru adalah dengan menjelaskan tidak secara keseluruhan tapi hanya bagiannya saja. Kemudian penjelasan dilanjutkan dengan pertanyaan pancingan untuk siswa.
5 Membuka dan menutup kelas Komentar
Membuka PBM harusnya menjadi proses yang dilakukan dengan hikmat agar proses PBM berjalan lancar dan kondusif sedangan pada observasi kemarin tidak dilakukan dengan baik.
Pada penutupan pembelajaran juga tidak kondusif. Siswa bahkan pergi saat guru mengucapkan sala.
Pembukaan dan penutupan kelas seharusnya digunakan guru dengan baik. Langkah yang dilakukan guru dapat memperingatkan dengan bijak betapa pentingnya doa dan mulianya proses belajar yang akan dan telah dilaksanakan oleh para murid.

6 Membina diskusi kelompok kecil Komentar
Diskusi kecil dalam kelas yang kami observasi kurang bisa digunakan karena pembelajaran yang dilakukan adalah pengulangan materi pra-UAS.
7 Mengelola kelas Komentar
Guru yang datar harusnya lebih memperhatikan aspek berikut untuk mengelola kelas, aspek tersebut adalah.
 Hangat dan antusias
 Menantang mahasiswa berpikir
 Adanya variasi
 Keluwesan
 Penekanan hal-hal positif
 Penanaman disiplin diri sendiri
8 Memimpin kelompok kecil dan perorangan Komentar
Memimpin secara perorangan atau individu serta kelompok kecild dapat ditambahkan dalam proses KBM yang kami observasi. Langkah yang dapat diambil antala lain.
 pilih topik yang sesuai dan menarik bagi siswa.
 akhiri dengan rangkuman, pemantapan, laporan.
 kenali karakter siswa secara individual terlebih dahulu.
 berikan kesempatan kepada siswa bekerja secara bebas namun sesuai konteks yang dibicarakan.

5 Memotivasi
Kemampuan memotivasi didasari pada pemberian secara eksternal, namun pada internalnya masih sangat kurang. Jadi motivasi belajar siswa terlihat masih sangat rendah.


F. KESIMPULAN
Dari observasi yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa untuk menjadi seorang guru yang baik membutuhkan teori learning style, komunikasi, keterampilan mengajar seorang guru dan motivasi. Pada kelas yang kami observasi di SMK 1 Piri guru belum memaksimalkan keempat aspek di atas agar proses pembelajaran berjalan secara optimal.untuk mendapatkan pembelajaran yang optimal maka harus dilakukan bukan hanya oleh guru namun juga lewat kerjasama peserta didik.

Tuesday, December 6, 2011

YLS 2011; BOGOR-JAKARTA (part 1)

Tidak banyak komentar yang akan dituliskan dalam naskah ini mengenai alasan mengapa kami (aku dan teman baruku yang berasal dari Aceh) berada di Puncak Cisarua Bogor, Jawa Barat. Pada dasarnya aku dan Reza bertemu disana karena kami menjadi salah satu dari 200 peserta terpilih dalam YLS (Young Leaders Summit) 2011, yang diadakan oleh GPF (Global Peace Festival). Mahasiswa HI (Hubungan Internasional) UMY 2010 ini mempunyai senyum riang layaknya cover boy di majalah anak muda. Lugas, dia pria yang mudah bergaul dan diterima oleh lingkungannya. Hal itu dirasakan juga oleh aku. Pertama bertemu saat akhir dari acara YLS 2011 tersebut. Agak kaget sih karena dari data yang terakhirku baca (mungkin aku yang salah baca), peserta YLS 2011 dari Yogyakarta hanya 11 orang, 7 dari UGM, 3 dari UNY dan 1 dari UII. Pertama kali berjabat tangan pertanyaan di atas terlontar dengan jelas, “emang dari UMY ada poh?”, tidak bermaksud merendahkan atau meninggung namun kepolosanku sekarang kurang etis juga ternyata.

Kecanggungan tak terasa bagi kami, mahasiswa yang terbiasa menyesuaikan keadaan dengan lingkungan baru. Apa lagi setelah aku tahu dia akan menjadi teman perjalananku esok hari. Dari vila kartika (semoga saja aku tidak salah ingat) kami turun menuju jalan besar, mungkin tidak banyak yang aku ingat tentang dia. Dalam perjalanan bus menuju gadok pun sama, karena tempat duduk kita jauh. Gadog menuju Terminal Besar Barangsiang Bogor mencatat hal yang sama, mungkin malah tidak mungkin karena dalam satu angkutan kota yang normalnya berisi 9-10 orang, waktu itu diisi oleh 15 orang (wow!!!) belum lagi ditambah barang-barang kami yang berkoper ekstra besar serta supirnya.
Setelah tahu dia anak HI tanpa ragu, tanpa malu langsung aku minta dia menemaniku mengasah kemampuan bahasa Inggrisku yang ala kadarnya. Untunglah dia berpengalaman topik-demi topik kita lalui dengan bantuannya menyampaikan maksud dari apa yang ingin aku sampaikan. Tidakku pungkiri kadang bahasa Indonesia juga sering terucap, maklum jarang berlatih bahasa Inggris sih. Nyaman, ya nyaman. Perjalanan yang mengerikan (supir angkutannya ngeri banget waktu dijalan), dilalui dengan penuh senyuman. Seringkali kami menghentikan topik untuk sekedar membaca dan membalas SMS, serta mengomentari cara mengemudi dan keadaan transportasi di Bogor. Dalam semakin dalam pembicaraan kamisampai kami berbicara mengenai keluarga kami, ibu kami yang paling kami sayang hingga sosok pahlawan kami yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia ini. Luar biasa. Kami terbuka untuk hal-hal yang begitu privasi.
Tidak ingin perbincangan kami berlalu, maka kami memutuskan untuk menginap didekat UIN Syarif Hidayatulloh, ditempat mba Mela. Setelah sholat di masjid, kami dijemput, ya belum jodoh bertemu mba mela, kami hanya bertemu mas Rendra. Sebelum tidur ditempatnya, hanya mie instan yang dapat kami masukan dalam perut kami. (menyesal hanya itu yang bisa disajikan). Dalam hati berkata, "maaf kawan". Istirahat...

Tuesday, November 22, 2011

UKM PENELITIAN UNY

“Organisasi adalah tempat berbagi dan mewujudkan mimpi”, kalimat tersebut juga berlaku bagi Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian atau yang lebih akrab disebut UKMP UNY. UKMP adalah organisasi yang mewadahi aktivitas mahasiswa yang memiliki potensi dan atau keinginan dalam mengembangkan sebuah karya ilmiah. Sebuah organisasi dibidang penalaran yang menjadi tempat bagi mahawawa UNY untuk berbagi motivasi dan visi dalam bidang karya tulis dan penelitian. Selain berbagi UKMP juga menjadi jembatan untuk mewujudkan mimpi dalam ranah karya tulis dan penelitian.


Keinginan membentuk sebuah kesatuan timbul dari hasrat para mahasiswa UNY yang memiliki prestasi dan peduli dengan pencitraan nama almamater mereka. Sadar akan keterbatasan yang mereka memiliki sebagai mahasiswa dalam hal kemampuan dan masa studi, maka para mahasiswa tersebut membuat sebuah forum diskusi. Melihat potensi dan geliat para mahasiswanya, pihak birokrasi mejembatani minat bakat ini dalam sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian. Secara resmi UKM Penelitian berdiri berdasarkan SK Rektor No 223 tahun 1993 tanggal 20 Oktober 1993.
UKMP sebagai organisasi UKMP tentunya mempunyai sebuah visi dan Misi. Visi dan Misi tersebut adalah Memasyarakatkan dan mengembangkan karya ilmiah dan penelitian mahasiswa UNY serta menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat dalam Mendukung kemandirian organisasi. Memberdayakan anggota UKM Penelitian dan Mahasiswa UNY dalam menciptakan karya-karya terbaik. Memberikan manfaat nyata UKM Penelitian terhadap kampus UNY dan masyarakat luas.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi ini UKMP UNY membentuk bidang atau departemen. Bidang dalam UKMP UNY terdiri dari Bidang 1 menangani Keorganisasian (Kesra, HRD dan Humas), Bidang 2 menangani Penalaran dan Bidang 3 menangani Kewirausahaan. Dipimpin oleh masing-masing kabid dan dibersamai oleh sekbid tiap bidang berusaha mewujudkan Visi dan Misi UKMP UNY.
Penjelmaan dari Visi dan Misi ini adalah program kerja UKMP UNY. Program kerja ini dibentuk oleh setiap bidang dan sub bidang. Bidang 1 yang terdiri dari HRD, Kesra dan Humas mempunyai proker antara lain PDP (Profesional Development Programs), LPJ Tengah Tahun, Keakraban, PAB (Penerimaan Anggota Baru), web www.ukmpenelitian.uny.ac.id dan pengelolaan facebook, Kerjasama Instansi, Majalah dan Buletin “Sintesa”, Pengelolaan Papan Pengumuman, Pelatihan jurnalistik dan layout, D2S (Display,Defile dan Standisasi), Kliping Prestasi UKMP, Kajian Kerohanian, Inventarisasi perpustakaan, Pelepasan wisuda, UKM Reward, KTA dan PIN, Temu Alumni, Anggota dan HUT UKMP.
Bidang 2 UKMP UNY mempunyai proker Studi Ilmiah (SI), Diklat Calon Tentor (DCT), Diskusi Ilmiah (DI), Research Exploratoin (RE), Research Competition (RC), Seminar dan Workshop Metodologi Penelitian (SWMP). Sedangkan Bidang 3 sendiri mempunyai proker Pembinaan KIR, Jasa – jasa ,Bimbel, Pelatihan SPSS, Bazar dan kegiatan insidental lainnya.
Sejalan dengan ukiran prestasi yang ditorehkan, UKMP terus berusaha membangun budaya meniliti di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Budaya yang harus dikembangkan dan dimiliki oleh setiap mahasiswa ini menjadi tanggungjawab besar bagi UKMP UNY. Teringat sebuah kalimat dari Pramudya Anata yang menginspirasi kami untuk berkarya “Menulislah, jika tak menulis, maka kamu akan ditinggalkan sejarah”.

Salam UKM Penelitian,
Salam Kreativitas Tanpa Batas!

Friday, November 4, 2011

PENGENDALIAN MUTU PRODUK DAN JASA INDUSTRI OTOMOTIF


 A.    PENDAHULUAN
Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan keuntungan dan berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai tujuan atau  Pengendalian mutu  oleh individu-individu yang menjalankan manajemen yang dilaksanakan perusahaan.

Monday, October 31, 2011

HEDONISME DAN HEROISME PEMUDA INDONESIA

Saat kita melihat kondisi pemuda saat ini, maka bayangan keprihatinanlah yang akan kita temukan. Para pemuda berada dapa titik yang kritis dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Para pemuda bangsa dekat dengan citra-citra negatif seperti perkelahian, penggunaan obat-obatan terlarang, foya-foya dan lain sebagainya. Padahal dilain sisi potensi Indonesia begitu besar. Dalam pendataan penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia terhitung 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jumlah ini terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan. Kondisi ini juga diprediksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, jumlah penduduk Indonesia berpotensi menjadi yang terbesar sedunia setelah China dan India jika laju pertumbuhannya tak bisa ditekan secara signifikan.

Posisi ini tidak mungkin dapat diisi dengan baik oleh pemuda saat mereka sendiri masih berkutat dengan masalah mereka sendiri. Pemuda yang bertugas sebagai Agen of Change dan Iron Stock bagi bangsa masih terlena dan tersibukan oleh kesenangan dan ketidak pedulian terhadap lingkungannya. Bagaimana mereka bisa menjadi solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi negara ini? Bagaimana mereka bisa mewujudkan harapan dan tanggungjawab yang mereka pikul jikalau mereka masih terkurung dalam pikiran kecil mereka yang disebut “kesenangan pribadi”, tanpa berpikir dan berkontribusi untuk negeri.
Pada prinsipnya manusia terdiri dari dua bagian, jiwa dan raga. Hedonisme pada prinsipnya mementingkan kebutuhan fisik dari pada jiwa. Hedonisme di Indonesia saat ini merupakan fenomena paham perilaku yang khas negara berkembang. Perilaku tanggung dalam menangkap modernitas sebagai sebuah nilai. Tingkatan kesuksesan hidup tidak lagi pada keunggulan ruhaniah, tetapi pada kelebihan jasmaniah semata-mata. Norma menjadi longgar, karena apapun dapat dilakukan untuk menuju keberhasilan di bidang jasmani dan materi. Sehingga kesenangan dan kepuasan pribadi menjadi utama dengan mengesampingkan kepentingan bersama, kepentingan bangsanya. Padahal negara ini membutuhkan sebuah kontribusi nyata para pemudanya yang tentunya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan untuk kebaikan bersama. Hal inilah yang sangat sulit untuk diwujudkan dimasa sekarang, dengan budaya hedonisme para pemuda Indonesia yang semakin meningkat.
Hedonisme ini tercermin dalam kebiasaan pemuda Indonesia saat ini. Mulai dari kerusuhan antara pemuda hingga kasus narkoba. Kekerasan dan kerusuhan merupakan buah dari budaya hedonisme yang menghilangkan sifat-sifat sosial dantara bangsa Indonesia. Hal yang lebih ironis lagi adalah pelaku tersebut adalah pelajar. Ratusan pelajar SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 8 Banda Aceh terlibat kerusuhan akibatnya puluhan kaca jendela salah satu lembaga pendidikan itu rusak berat. Kerusuhan itu dipicu akibat sebuah tulisan mengejek di dinding belakang SMA Negeri 4 mengakibatkan puluhan jendela kelas SMA yang dibangun Pemerintah DKI Jakarta itu pecah dan pagar pembatas dua sekolah itu roboh.
Hedonisme yang paling nampak dari para pemuda, intelektual muda adalah penggunaan narkoba. Seperti yang diberitakan tujuh pengguna dan pengedar narkoba yang ditangkap Satnarkoba Polres Sidoarjo. Dua di antaranya pelajar salah satu SMK swasta di Sidoarjo. Lebih mengenaskan lagi Badan Narkotika Provinsi (BNP) Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan, sekitar 60 persen pelajar di wilayah tersebut diduga sebagai pengguna narkoba.
Padahal jikalau kita menengok kembali perjalanan bangsa Indonesia, pemuda sempat menjadi pahlawan dan para perubah sejarah kelam. Peran para pemuda yang begitu besar membuat mereka mendapatkan posisi dan nama yang begitu tinggi dimasanya. Sebut saja era pergerakan organisasi pra-kemerdekaan, Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto tokoh pemuda Budi Utomo; Satiman Wiriosandjojo tokoh pemuda Tri Koro Darmo; Ernest Douwes Dekkeratau, Danudirja Setiabudi, Dr. Cipto Mangunkusumo atau Tjipto Mangoenkoesoemo, Soewardi Soerjaningrat tokoh pemuda Indische Partij; dan banyak lagi tokoh-tokoh pemuda bangsa lainnya.
Bangsa yang besar ini tidak akan ‘besar’ dengan pemuda-pemudanya yang ‘kecil’. Teringat dengan sebuah kata-kata bijak, “ orang besar memikirkan hal-hal besar” . Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia membutuhkan para pemuda yang besar, untuk bisa menjadi pemuda-pemuda besar meraka harus berpikir besar. Berbeda waktu membuat heroisme yang harus dilakukan pemuda Indonesia sekarang berbeda dengan pemuda Indonesia masa lalu. Dahulu pemuda Indoesia berjuang melawan penjajah, sekarang pemuda Indonesia harus mampu mengisi dan mengharumkan Indonesia sebagai wujud dari Heroisme-nya.
Para pemuda yang berpikir hal-hal besar ini mampu menjawab tantagan dunia dan mengutamakan kepentingan bersama sehingga dapat mengharumkan nama bangsa. Peran-peran pemuda Indonesia ini dapat kita lihat dalam segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kewirausahaan dan pengabdian pada masyarakat. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi peran pemuda dapat dilihat dari prestasinya, dua Tim Indonesia meraih empat medali emas, tiga perak dan dua perunggu pada International Olympiad Astronomy & Astrophysic (IOAA) ke-2 Tahun. Prestasi ditingkat Internasional ini mengharumkan nama Indonesia. Selain dalam prestasi penemuan teknologi juga menjadi peran pemuda Indonesia, Dwi Ratnasari, pemudi asal Surabaya ini berkarya dengan membuat alat yang dapat menditeksi kolesterol tinggi.
Dalam bidang wirausaha banyak sekali pemuda yang menekuni industri kreatif, makanan, pakaian hingga dunia hiburan. Sebut saja Raditya Dika, penulis novel Kambing Jantan ini mampu menjadi contoh pemuda teladan dengan terjun didunia wirausaha melalui dunia kepenulisan dan hiburan. Program Indonesia Mengajar juga menjadi salah satu gerakan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan pemuda Indonesia. Program ini mengirimkan para pemuda kedaerah-daerah terpencil dan membutuhkan tenaga pengajar. Semangat mengabdi muda-mudi Indonesia disalurkan melalui Indonesia Mengajar ini.
Dari paparan di atas dapat kita simpulkan bahwa peran pemuda Indonesia saat ini bukanlah mementingkan kesenangannya pribadi, namun harus sudah memikirkan kepentingan bangsanya, kepentingan bersama. Langkah tersebut dapat dilakukan melalui jalannya sendiri-sendiri seperti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, berwirausaha atau bahkan langsung mengabdikan diri kepada masyarakat. Untuk itu marilah menjadi pemuda Indonesia yang tidak terjebak dalam hedonisme hidup namun mengedepankan heroisme dalam kesehariannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. 10 Pemuda Dengan Prestai Unik. Diakses dari http://metro.vivanews.com/news/read/75392-10_pemuda_dengan_prestasi_unik . Pada 31 Oktober 2011.
Anonim. 2011. 2 Pelajar Sidoarjo Pakai Narkoba. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/4/Hukum_&_Kriminal/2011-10-17/115007. diakses pada 31 Oktober 2011.
Anonim. 2011. Ratusan Pelajar Terlibat Kerusuhan di Aceh. http://eksposnews.com/view/2/27084/Ratusan-Pelajar-Terlibat-Kerusuhan-di-Aceh.html. di akses pada 31 Oktober 2011.
Ath Thawil, Nabil Subhi.1990. Kemiskinan dan Keterbelakangan di Negara-Negara Muslim. Mizan; Bandung.
Awaliddin Nurul. 2008. The Golden History; Keajaiban Bangsa-Bangsa yang Menggemparkan Dunia. Almatera Publishing; Yogyakarta.
Sardar, Ziauddin. 1991. Tantangan Dunia Islam Abad 21. Yogyakarta: Penerbit Mizan.

Thursday, October 27, 2011

ALAT PENGATUR SUHU OVEN KAYU KONVENSIONAL BERBASIS ATEMEGA 8


1. Target Luaran
Target keluaran yang diharapkan dari PKMT ini adalah alat pengatur suhu oven kayu konvensional berbasis atemega 8.
2. Metode
a.       Perancangan Desain Alat
1)      Survei Tempat
Dalam melakukan perancangan desain alat maka dilakukan terlebih dahulu adalah melihat atau mensurvei tempat yang akan dijadikan sebagai tempat pemasangan alat.
2)      Observasi Tempat
Setelah melakukan survei kemudian dilakukan observasi lanjut. Dalam observasi, yang dilakukan adalah mengamati kondisi dalam ruangan oven kayu sederhana.

b.      Pembuatan Alat
Dalam pembuatan alat ini diperlukan bahan yang tahan terhadap kondisi lingkungan kerjanya. Hal ini dikarenakan alat ini akan di tempatkan di  ruangan atau in door yang kering dan panas. Oleh karena itu, dalam pembuatan alat ini dilakukan dalam beberapa tahap atau proses yaitu;
Gambar 1. Proses pembuatan alat

c.       PengujianAlat
Untuk mengetahui berfungsi tidaknya alat ini maka dilakukan pengujian atau validasi alat. Dalam melakukan pengujian alat ini, dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan tahap sebagai berikut :

Gambar 2. Pengujian alat

Selanjutnya melakukan di lapangan secara langsung yang akan dijadikan sebagai tempat pemasangan alat ini. Pengujian ini antara lain:
1)      Berfungsi tidaknya blower dan sensor panas
Pengujian berfungsi tidaknya alat dengan cara mensimulasi panas ruangan (menaikkan dan menurunkan suhu). Simulasi bertambahnya suhu dilakukan dengan memberikan panas pada sensor suhu dan akhirnya membuat putaran blower melambat. Begitu pula sebaliknya.
2)      Berfungsi tidaknya selftimer
Dalam pengujian ini, pengujian yang dilakukan yaitu mengatur timer pada waktu tertentu untuk alat pengatur suhu pada oven kayu bekerja.
3)      Ketahanan alat terhadap lingkungan
Untuk menguji ketahanan alat terhadap kondisi lingkungan maka yang dilakukan yaitu alat diperlakukan dengan meletakkanya di tempat yang kering dan panas. Pengujian ini dilakukan selama 1 minggu.

3. Ketercapaian Target Luaran
Tanggal
Tempat
Keterangan
1 Februari 2011
Klaten
Melakukan observasi tempat
21 Februari 2011
FT,Jurusan elektro
Konsultasi dengan pembimbing
2 Maret 2011
UKMP UNY
Membahas jadwal pembuatan alat
2 – 13 Maret 2011
Kos
Pembuatan alat uji coba
11 Maret 2011
UKMP UNY
Membahas alat dan uji coba alat
12 maret 2011
Klaten
Pengambilan data kelembapan kayu
16  Maret 2011
FT,Jurusan elektro
membahas observasi tempat
19 Maret 2011
Klaten
Konsultasi pemasangan alat dengan mitra
23 Maret 2011
UKMP UNY
Membahas waktu pemasangan alat dan alat
2 April 2011
Mayar
Pembelian blower
9 April 2011
Klaten
Mengantarkan alat dan Uji coba alat
16 april 2011
Klaten
Mengambil data penelitian
Mempersiapkan lebih detail penaruhan alat
23 April 2011
KLaten
Melakukan renovasi alat
28 April 2011
Klaten
Pemasangan alat diruangan untuk digunakan
29  April 2011
Klaten
Pengambilan data sesudah pemasangan alat
30 April 2011
Klaten
Penyusanan laporan
13 Mei 2011
UKM Penelitian
Diskusi internal masalah laporan sementara dan kapan mengecek alatnya.
20 Mei 2011
Klaten
Mengecek alat yang sudah dipasang dan menanyakan berfungsi apa tidaknya alat pengatur suhu ovennya.
25 Mei 2011
Kos anggota
Membuat laporan dan diskusi interen
Pada saat ini (per tanggal 1 Juni 2011) program PKMT team kami telah mencapai 90%. Kedepannya akan memantau apakah alat tersebut sudah berfungsi dengan baik .

4. Permasalahan dan Penyelesaiannya
a) Administratif
Tidak ada kendala karena sebelumnya kami sudah kenal baik dengan mitra kerjanya.
b) Teknis
Pada sensor yang digunakan untuk mengukur kadar air kayu, susah untuk dicari dan ditemukan di wilayah yogyakarta. Maka harus memesan ke Surabaya terlebih dahulu.
c) Organisasi Pelaksana
Dalam pelaksaannya kerjasama antar team sudah saling melengkapi dengan kelebihan masing-masing yang berperan
SDM
Pembagian Kerja
Target
Keterangan
Indri Purwitasary
Pengurus Administrasi Interen UNY dan kelengkapannya
Semua urusan tentang surat menyurat dan mempermudah jalannya proses pengerjaan PKMT
Tercapai
Yusron Mubarok
Pengadaan peralatan komponen
Semua komponen dan alat yang dibutuhkan sudah dipenuhi
Tercapai
Adhitya Bagitaning tyas
Pembelanjaan Kebutuhan pedukung PKMT
Semuah komponen, alat dan bahan kebutuhan PKMT dapat dipenuhi
Tercapai
Riski Edi J
Pembuatan Alat Pengatur suhu oven kayu
Menghasilkan Alat pengatur suhu oven kayu konvesional berbasis Atmega 8
Tercapai
TIM
Mensosialisasikan Produk ke masyarakat
Instalasi dan maintance
Alat mampu membantu produksi pembuatan Furniture di desa Mireng
Alat terpasang dan ada masalah setelah di operasaikan
Tercapai


Tercapai
Pada saat ini (per tanggal 1 Juni 2011) program PKMT team kami telah mencapai 90%. Kedepannya akan memantau apakah alat tersebut sudah berfungsi dengan baik .
d) Keuangan
Pada pembuatan alat pengatur suhu oven ini, kami mendapat dukungan dari mitra kerja kami. Sehingga untuk beberapa komponen-komponen yang mendapat dukungan ini, kami mendapat pinjaman uang dari mitra kerjanya.
e) Lain-lain
Masalah sumber pengetahuan tentang alat ukur kelembapan yang belum mampu dibuat yang menjadikan tidak berfungsinya self timer sesuai dengan kelembapan kayu.

Tuesday, October 25, 2011

SISTEM PEMINDAH TENAGA PADA HELICAK

A.      PENDAHULUAN
 
Perkembangan dunia otomotif yang semakin maju menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan manusia seiring dengan berkembangnya waktu dan tingkat kebudayaan manusia. Kendaraan bermotor merupakan hasil rekayasa manusia guna memperoleh kenyamanan, kecepatan, dan keamanan untuk sampai ke tempat tujuan. Manusia berupaya melakukan berbagai kegiatan guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan konsumen dalam bidang transportasi khususnya, harus dilakukan survei pasar. Informasi yang didapat dari survei pasar tersebut dapat dipakai sebagai acuan dalam perancangan dan pembuatan suatu produk otomotif dan dengan informasi tersebut juga diharapkan produk otomotif yang dihasilkan dapat lebih murah, aman dan efisien.

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar.
Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin. Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara manual.
Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan.

B.       PEMBAHASAN
1.      Mekanisme Pemindah Gigi Percepatan
Mekanisme pemindahan gigi percepatan dibantu oleh beberapa peralatan antara lain :
a. Gear shift fork kiri, kanan dan tengah.
b. Gear shift drum.
c. Shift drum stoper.
d. Gear shift positive stoper.
Pada saat gear shift ditekan, maka gear shift spindle akan berputar dan  menyebabkan berputarnya gear shift drum. Berputarnya shift drum akan menggerakkan shift fork ke arah pergerakan jalur yang ada pada shift drum, sehingga gigi transmisi yang berhubungan dengan shift fork akan bergerak sesuai dengan pergerakan shift fork pada jalur dan proses perpindahan gigi akan berlangsung, sesuai dengan perpindahan gigi yang dikehendaki.
2.      Transmisi Manual
Momen yang dihasilkan Momen yang dihasilkan oleh mesin mendekati tetap, bertambah sesuai dengan putaran mesin. bertambah sesuai dengan putaran mesin. Bagaimanapun juga kendaraan memerlukan daya daya yang besar untuk mulai berjalan atau menempuh jalan yang tinggi. Pada jalan yang mendaki, roda penggerak memerlukan tenaga yang lebih besar sehingga kita harus memiliki beberapa bentuk mekanisme perubah momen. Daya yang besar tidak diperlukan selama kecepatan tinggi pada saat roda membutuhkan putaran yang cepat. daya tetap .
Transmisi digunakan untuk mengatasi hal ini dengan cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi) untuk merubah tenaga mesin menjadi momen sesuai dengan kondisi perjalanan kendaraan dan memindahkan momen tersebut ke roda-roda. Apabila kendaraan harus mundur, arah putarandibalik oleh transmisi sebelum dipindah ke roda-roda (Anonim, 1996). Kombinasi Dasar Untuk Roda Gigi Paralel

A : Roda gigi penggerak (drive gear)
B : Roda gigi yang digerakkan (drive gear)

Apabila dua roda gigi dikombinasi seperti pada gambar di bawah ini, arah putaran dari input shaft (A: sisi mesin &input shaft) akan berbalik arah pada output shaft (B: sisi output shaft & propeller shaft). Beberapa persyaratan yang harus dimiliki sebuah transmisi diantaranya:
ü  Waktu untuk memindahkan tenaga harus cepat, mudah dan tidak berbunyi.
ü  Harus kecil, ringan, tidak mudah rusak dan mudah diperbaiki.
ü  Ekonomis dan memiliki efisiensi tinggi.
Transmisi yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
1.      Selective gear transmission
·         Sliding mesh type
·         Constant mesh type
·         Synchromesh type
2. Planetary gear transmission
3. Automatic transmission
·         Fluid type
·         Electric type
3.      Kopling
Pengertian kopling adalah untuk meneruskan tenaga dan poros engkol ke gigi transmisi (versneling) digunakan kopling (clutch), kopling yang digunakan pada sepeda motor adalah tipe basah, yang artinya kopling tersebut terendam oleh oli pelumas dan dilengkapi dengan beberapa plat kopling. Kopling ada yang dipasang pada poros engkol dan ada pula yang ditempatkan pada poros utama (main shaft).
Kopling yang ditempatkan pada poros engkol banyak digunakan pada sepeda motor ukuran kecil 100 cc ke bawah, sedangkan kopling yang ditempatkan pada poros utama digunakan pada sepeda motor ukuran 100 cc ke atas (Emanuel Teiseran, 1982). Ada juga yang disebut dengan kopling otomatis atau ganda, yang cara kerjanya adalah memanfaatkan gaya sentrifugal. Kopling ini terdapat dua buah kopling yaitu kopling sentifugal (primer) dan kopling sekunder. Macam-macam Kopling Sepeda Motor.
Kebanyakan sepeda motor pada umumnya menggunakan mekanisme kopling ganda seperti kebanyakan dipakai pada jenis sepeda motor bebek. Dinamakan kopling ganda karena dalam satu mesin mempunyai dua buah kopling yaitu kopling primer dan kopling sekunder. Jenis-jenis kopling lainnya adalah kopling manual seperti dipakai pada motor sport. Kedua jenis mekanisme kopling tersebut masing-masing mempunyai keuntungan dan kelebihan, jika menggunakan kopling manual saat perjalanan jauh tangan menjadi cepat lelah karena sering menarik tuas kopling saat pemindahan gigi percepatan, tetapi masalah tenaga awal daya sepeda motor yang menggunakan kopling manual tenaganya lebih besar.
4.      Mekanisme pemindah gigi
Mekanisme pemindah gigi pada Helicak ini yaitu saat gear shift ditekan, gear shift spindle akan berputar dan menyebabkan berputarnya gear shift drum. Berputarnya shift drum akan menggerakkan shift fork ke arah pergerakan jalur yang ada pada shift drum, sehingga gigi transmisi yang berhubungan dengan shilf fork akan bergerak sesuai dengan pergerakan shift fork pada jalur dan proses perpindahan gigi akan berlangsung sesuai dengan perpindahan gigi yang dikehendaki.Pada mesin Honda CB 100 sebelumnya menggunakan model  pemindah gigi yang cara mengoperasikannya dipijak dengan kaki dan setelah diaplikasikan pada Helicak mengalami perubahan yaitu tuas pemindah gigi yang dilakukan sedikit perubahan dengan cara melakukan penyambungan agar pengoperasiannya menjadi mudah dan nyaman.

5.      Pemindah tenaga
Pemindah tenaga (power train) adalah suatu mekanisme yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda-roda. Rantai adalah salah satu jenis pemindah tenaga. Rantai dapat diterapkan dalam keadaan yang bermacam-macam. Transmisi dengan rantai sangat cocok untuk jarak sumbu besar antara poros roda. Rantai dapat pula digunakan jika poros roda tidak boleh berputar satu sama lain.
Rantai tidak dapat slip, oleh karena itu rantai tidak memerlukan tegangan awal, sehingga poros dan blok bantalan tidak mengalami beban ekstra. Selain itu transmisi tidak memerlukan banyak tempat. Pelumasan rantai dan perlindungan terhadap rantai dari debu dan lain sebagainya harus diusahakan dengan memasang sebuah lemari rantai. Rantai dapat digunakan dalam berbagai macam kebutuhan berdasarkan pada fungsi dan tipe rantainya. Rantai rol cocok untuk jarak sumbu besar antara yang dilakukan sedikit perubahan dengan cara melakukan penyambungan agar pengoperasiannya menjadi mudah dan nyaman.
6.      Poros
Dalam menggerakkan roda membutuhkan poros sebagai tempat roda gigi dan roda. “Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin yang berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama dengan putaran”. Menurut pembebanan poros terdiri atas: poros transmisi, spindle, gandar, poros dan poros luwes. a. Poros Transmisi (line shaft) Poros ini mendapat beban puntir dan lentur, sedangkan gaya yang ditransmisikan oleh poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sprocket rantai. b. Spindel (spindle) Poros transmisi yang terlalu pendek, seperti poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros adalah deformasi harus kecil dan bentuk serta ukuran harus teliti.
c. Gandar (axle) Poros ini dipasang diantara roda-roda kereta api, dimana tidak mendapat puntir dan tidak berputar. Gandar ini mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga. d. Poros (shaft) Poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke mekanisme yang digerakkan. Pada poros ini mendapat beban puntir murni dan bengkok. e. Poros luwes Poros yang berfungsi untuk memindahkan daya dari dua mekanisme, dimana perputaran poros membentuk sudut dengan poros lainnya, sedangkan daya yang dipindahkan kecil.
Berdasar jenis poros di atas, maka jenis yang dipakai adalah poros (shaft). Dalam pemilihan ini mengambil dari berbagai tinjauan yaitu poros yang direncanakan untuk menstransmisikan daya, jadi poros tersebut ikut berputar bersama mekanisme yang digerakkan. Pada poros itu juga mengalami beban puntir murni sehingga penggunaan poros (shaft) sangat tepat dan diperlukan pemilihan bahan. Bahan merupakan unsur yang diperlukan untuk pembuatan alat, perkakas atau juga untuk keperluan teknik lainnya. Dalam merencanakan poros ini terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan sifat mekanis bahan antara lain sebagai berikut:
a.       Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat menahan beban puntir atau lentur bahkan gabungan antara puntir dan lentur. Ada juga poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan, tumbukan, konsentrasi tegangan terjadi bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros memiliki alur pasak.
b.      Kekakuan poros
Sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misal pada turbin dan kotak roda gigi), sehingga disamping kekuatan poros, kekakuannya perlu diperhatikan.
c.       Putaran kritis
Apabila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan padaporos dan bagian-bagian lainnya.
d.      Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan media korosif. Demikian pula untuk poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti lama.
e.       Bahan poros
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja krom nikel mollibden, baja krom, baja krom molibden, dll. Pemilihan bahan sebaiknya dilakukan berdasarkan standar-standar yang ada. Nama-nama dan lambang-lambang dari bahan-bahan menurut standar beberapa negara serta persamaannya dengan JIS (Japanese Industrial Standards) untuk poros diberikan, adapun tabel sebagai berikut

C.      KESIMPULAN
Proses pembuatan sistem pemindah tenaga Helicak diawali dengan proses perencanaan. Langkah selanjutnya adalah pemilihan bahan-bahan. Bahan yang digunakan antara lain : gear, rantai, poros pejal dan bearing (Unit Center Point). Proses selanjutnya yaitu proses pengerjaan sistem pemindah tenaga. Setelah semua proses tersebut dilakukan yang terakhir adalah proses finishing. Proses pengujian dilakukan dengan cara uji kelayakan, untuk mengetahui hasil sistem pemindah tenaga yang baik dan aman, dilakukan pengujian kinerja dari sistem pemindah tenaga.

DAFTAR PUSTAKA
Jarwo Puspito. (1998). Elemen Mesin Dasar. Yogyakarta: Jurusan Teknik Mesin FT UNY.
Sularso & Suga, Kiyokatsu. (2004). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradaya Paramita.