Friday, December 16, 2011

TUGAS OBSERVASI KELAS DI SMK 1 PIRI YOGYAKARTA

A. PENDAHULUAN

Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia dari mulai lahir hingga meninggal nantinya. Belajar dapat dilakukan secara formal, informal ataupun nonformal. Belajar secara formal dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan, belajar secara informal dapat dilakaukan di lembaga pengembangan keterampilan, sedangkan belajar secara nonformal dapat dilakukan dimanapun, kapanpun dengan siapapu. Namun dalam kasus ini kami memfokuskan pada pembelajaran formal yang terjadi didalam kelas.
Belajar sangan erat hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Selain itu belajar berhubungan dengan pembelajaran. Menurut Sudjana (1989) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah, “tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian“. Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu relatif singkat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya berkenaan dengan sikap dan nilai (softskill).

Sebelum memaparkan hasil observasi, terlebih dahulu kami akan menentukan dulu acuan penilaian yang digunakan. Dalam perkuliahan Metodologi Pembelajaran oleh Bapak Wardan Suyanto, Ed.D., dijelaskan bahwa beberapa aspek yang dibutuhkan guru yang diperlukan. Aspek tersebut meliputi teori learning style, keterampilan dasar mengajar, motivasi.

B. PROFIL OBJEK SURVE
Sekolah : SMK PIRI 1 Yogyakarta
Guru : Bapak Cahyono Dwi Atmoko, S.Pd.
Mata Pelajaran : Teori Bensin
Kelas : 11
Ruang : 14
Jumlah Siswa : 24 Siswa
Hari, Tanggal : Selasa, 22 November 2011
Jam : 13.00- 14.00

C. DASAR TEORI
1. Teori Learning Style
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita memiliki cara belajar dan berfikir yang berbeda-beda. Kita akan merasa lebih efektif dan lebih baik dengan menggunakan lebih banyak mendengarkan, namun orang lain merasa lebih baik dengan membaca dan bahkan ada yang merasa bahwa hasilnya akan optimal jika kita belajar langsung mempraktekkan apa yang akan dipelajari. Bagaimana cara kita belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal inilah yang kemudian kita kenal sebagai Learning Style (Gaya Belajar).
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory (pendengaran), Visual (penglihatan), Reading (membaca) dan Kinesthetic (gerakan).
2. Teori Komunikasi
Pembelajaran juga dapat dilihat dari ilmu komunikasi, mengingat bahwa pembelajaran adalah proses transfer informasi. Komunikasi sendiri merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dengan tujuan tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan tujuan dari proses komunikasi itu sendiri.
Dalam makalah berjudul “Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran” (Miftah: 2010) dijelaskan beberapa hal penting dalam komunikasi pembelajaran. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses informasi untuk komunikasi pembelajaran, antara lain: 1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi; 2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah diperoleh); 3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya pernah dikaji dengan hal baru yang akan disampaikan; 4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis; dan 5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses tranfer yang sedang terjadi.
3. Paradigma Baru Student Center
Teori ini menjelaskan bahwa kelas seharusnya menggunakan siswanya sebagai pusat belajar bukannya bertumpu pada pangajar.
4. Teori Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar (Wardan Suyanto: 2011) tersebut meliputi delapan aspek, antara lain.
a. Keterampilan bertanya.
b. Keterampilan memberi penguatan.
c. Keterampilan mengadakan variasi.
d. Keterampilan menjelaskan.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
f. Keterampilan membina diskusi kelompok kecil.
g. Keterampilan mengelola kelas.
h. Keterampilan memimpin kelompok kecil dan perorangan.

5. Motivasi Siswa
Motivasi merupakan dorongan yang mendasari seseorang melakukan sesuatu. Motivasi sendiri dibagi menurut asalnya menjadi dua, Internal dan Eksternal.motivasi juga berhubungan dengan proses untuk meningkatkan dan keinginan untuk bertindak, memberikan arah dan tujuan dari berbuat sesuatu, mempertahankan perbuatan tertentu, dan mengarahkan untuk memilih suatu tingkahlaku atau perbuatan tertentu. Guru tertarik pada motivasi yang terkait dengan “bagaimana memotivasi peserta didik agar belajar”. Secara garis besar untuk mendapatkan motivasi siswa dalam belajar yang harus dilakukan adalah.
1) Melibatkan ketertarikan murid dalam materi.
2) Tingkatkan ketertarikan siswa.
3) Membuat murid aktif, mencari tahu dan berpetualang dengan rasa ingin tahunya sendiri.
4) Menggunakan pertanyaan sebagai pancingan.
5) Memberikan materi secara menyenangkan.

D. HASIL PENGAMATAN
• Kurang dimaksimalkan.
• Guru hanya memimpin secara klasikal.
• Posisi siswa menggerombol (antara yang membaut gaduh dibelakang dan yang menyimak pelajaran dibagian belakang ).
• Dalam pembelajaran yang kami observasi, pembelajaran merupakan pengulangan mengenai materi yang sudah diajarkan sebelumnya, sehingga bertanya menjadi proses yang paling sering terjadi di kelas.
• Guru memprioritaskan memberikan pertanyaan pada siswa yang membuat gaduh.
• Tujuan pertanyaan hanya untuk mengkondisikan siswa agar tidak gaduh dan mengukur penguasaan kompetensi yang dimiliki siswa.
• Jenis pertanyaan yang digunakan kebanyakan adalah “apa”.
• Respon yang diberikan siswa terhadap guru kurang baik. Pertanyaan ditanggapi dengan gurauan yang memaksa guru membuat melemparkan kembali pertanyaan tersebut kepada anak yang tenang dan memperhatikan.
• pembelajaran. \Penguatan dilakukan secara verbal.
• Siswa kurang merespon penguatan tersebut
• Variasi yang dilakukan guru dilakukan dengan mengajar sambil berdiri, berpindah tempat (bagian dari variasi gaya mengajar).
• Variasi suara kurang dimaksimalkan.
• Variasi pola interaksi dan kegiatan kurang dimaksimalkan.
• Guru melakukan penjelasan terlalu detail mengenai materi padahal pelajaran hanya mengulangi materi.
• Penjelasan tidak begitu dihiraukan oleh para siswa.
• Jadwal dimulainya kelas adalah pukul 13.00 namun pukul 13.10 baru dibuka dan dimulai.
• Guru membuka dengan salam dan doa namun siswa kurang memperhatikan.
• Sebelum pelajaran dimulai presensi dibacakan. Siswa mulai bertingkah, ada yang tidur, sms-an,bercanda dengan teman, mengejek menggunakan “plesetan” nama siswa yang dipanggil.
• Sepuluh menit sebelum jam berakhir (13.50) siswa sudah mulai resah dan membuat kondisi kelas gadung dan tidak kondusif.
• Menutup kelas dengan memberi nasehat dan peringatan bahwa minggu depan UAS sehingga catatan dan belajar siswa harus ditingkatkan lagi.
• Doa sebelum pulang sama seperti doa sebelum dimulai pelajaran kurang diperhatikan. Guru berusaha mengelola kelas namun masih kewalahan.
• Siswa yang susah dikelola dan membuat kegaduhan adalah 9 anak dari 24 siswa.

E. PEMBAHASAN
1 Learning Style
Secara psikologi, siswa STM (SMK keteknikan) memiliki gaya belajar yang mengutamakan penglihatan (visual). Secara penerapannya sudah benar, karena guru menggunakan media visual seperti papan tulis dan buku gambar. Siswa yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Karakteristik siswa SMK Piri yang kami amati antara lain.
• Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.
• Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya
• Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu
• Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
• Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
2 Komunikasi
Komunikasi dalam kelas kurang berjalan secara efektif. Dari lima hal yang dalam dasar teori di atas dicoba dilakuka oleh pengajar, namun komunikasi tersebut kurang efektif karena siswa tidak menjadi komunikator dan penerima komunikasi yang baik.
1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi. Tidak terjadi karena siswa sibuk dan gaduh sendiri.
2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah diperoleh). Kemampuan siswa yang beragam membuat perjalanan penyampaian pelajaran tidak efektif. Keberagaman ini karena ada siswwa yang malas dan ada yang rajin.
3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya pernah dikaji dengan hal baru yang akan disampaikan. Pemberian pertanyaan ditanggapi dengan tidak serius.
4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis. Kemajuan tidak dapat dideteksi karena siswa kurang menghargai guru dan bercanda sepanjang jam pelajaran,
5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses tranfer yang sedang terjadi. Waktu luang yang diberikan digunakan bukan untuk belajar,
3 Student Center
Pelaksanaan pembelajaran berkonsentrasi pada siswa tidak dapat dilaksanakan karena kondisi peserta didik yang belum dapat dikondisikan.
4 Keterampilan Dasar Mengajar
No Keterampilan dasar mengajar Keterangan
1 Bertanya Komentar
Bertanya sebagai keterampilan mengajar guru harusnya tidak didasarkan hanya pada mengkondisikan kelas dan menguji kompetensi siswa saja namun ada tujuan lain seperti mendiagnosis kesulitan siswa, mengarahkan pemelajaran dan mendorong siswa mengemukakan mendapat.
Jenis pertanyaan yang digunakan harusnya tidak hanya mengingat (apa) namun juga menganalisis (mengapa, bagaimana).
2 Memberi penguatan Komentar
Pemberian penguatan melalui sentuhan harusnya lebih dimaksimalkan lagi. Siswa yang gaduh biasanya dikarenakan kurangnya perhatian dari orang disekitarnya. Untuk itu sentuhan akan penting untuk mereka dan akhrnya membuat suasana tenang.
3 Mengadakan variasi Komentar
Variasi gaya mengajar dilakukan hanya menggunakan perubahan posisi dan gerak tubuh namun suara dan ekspresi masih bisa ditingkatkan.
Variasi media harusnya mampu menambah fokus peserta didik. Media yang hanya papan tulis membuat variasi media begitu kurang.
Hal yang sama terjadi pada variasi pola interaksi. Pola perorangan, kelompok kecil, kelompok besar harusnya dapat dimaksimalkan.
Jadi harusnya guru dapat menggunakan ketiga aspek variasi di atas.
4 Menjelaskan Komentar
Proses pembelajaran yang harusnya mengulang materi sebelumnya berubah menjadi pembelajaran yang menjelaskan kembali dari awal. Kesan menjelaskan secara detail begitu nampak dalam PBM.
Langkah yang dapat diambil oleh guru adalah dengan menjelaskan tidak secara keseluruhan tapi hanya bagiannya saja. Kemudian penjelasan dilanjutkan dengan pertanyaan pancingan untuk siswa.
5 Membuka dan menutup kelas Komentar
Membuka PBM harusnya menjadi proses yang dilakukan dengan hikmat agar proses PBM berjalan lancar dan kondusif sedangan pada observasi kemarin tidak dilakukan dengan baik.
Pada penutupan pembelajaran juga tidak kondusif. Siswa bahkan pergi saat guru mengucapkan sala.
Pembukaan dan penutupan kelas seharusnya digunakan guru dengan baik. Langkah yang dilakukan guru dapat memperingatkan dengan bijak betapa pentingnya doa dan mulianya proses belajar yang akan dan telah dilaksanakan oleh para murid.

6 Membina diskusi kelompok kecil Komentar
Diskusi kecil dalam kelas yang kami observasi kurang bisa digunakan karena pembelajaran yang dilakukan adalah pengulangan materi pra-UAS.
7 Mengelola kelas Komentar
Guru yang datar harusnya lebih memperhatikan aspek berikut untuk mengelola kelas, aspek tersebut adalah.
 Hangat dan antusias
 Menantang mahasiswa berpikir
 Adanya variasi
 Keluwesan
 Penekanan hal-hal positif
 Penanaman disiplin diri sendiri
8 Memimpin kelompok kecil dan perorangan Komentar
Memimpin secara perorangan atau individu serta kelompok kecild dapat ditambahkan dalam proses KBM yang kami observasi. Langkah yang dapat diambil antala lain.
 pilih topik yang sesuai dan menarik bagi siswa.
 akhiri dengan rangkuman, pemantapan, laporan.
 kenali karakter siswa secara individual terlebih dahulu.
 berikan kesempatan kepada siswa bekerja secara bebas namun sesuai konteks yang dibicarakan.

5 Memotivasi
Kemampuan memotivasi didasari pada pemberian secara eksternal, namun pada internalnya masih sangat kurang. Jadi motivasi belajar siswa terlihat masih sangat rendah.


F. KESIMPULAN
Dari observasi yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa untuk menjadi seorang guru yang baik membutuhkan teori learning style, komunikasi, keterampilan mengajar seorang guru dan motivasi. Pada kelas yang kami observasi di SMK 1 Piri guru belum memaksimalkan keempat aspek di atas agar proses pembelajaran berjalan secara optimal.untuk mendapatkan pembelajaran yang optimal maka harus dilakukan bukan hanya oleh guru namun juga lewat kerjasama peserta didik.

0 komentar:

Post a Comment