Thursday, April 2, 2020

BEASISWA KOREA #03: FIRST INTERVIEW KOICA ID

pasca persiapan yang panjang hari H-1 pun datang. Yang awalnya mau ngantor gegara mau telpon KOICA dan gak jadi karena mba Yulia yang kooperatif banget, akhirnya ngantor juga karena mau nyiapin Skype di laptop, ngecek jaringan, dan cetak berkas aplikasi yang dulu dikirim. Hasil risetku sebelumnya mengenai tahap kedua ini, lebih memastikan keberadaan pelamar dan keseriusan dalam mendaftar beasiswa ini sebelum akhirnya akan diserahkan pada pihak kampus, KNUE, untuk memilih sebagai final Judgement. Pukul 09.00 bertolak dari rumah yang hanya berjarak sekitar 10 menit ke SMK, prioritasku adalah memasang skype dan mencetak dokumen. Entah kenapa batin ini belum tenang kalau belum coba si aplikasi ini. Melakukan simulasi jadi pilihan terbaikku. Skype ku pasang di laptop dan smartphone ku untuk memastikan kualitas cahaya dan kamera pas untuk momen ini. Kurang rempong lagi aku angkat bilik sekat persholatan buat jadi backgrund Vicon ku besok. Adzan Dzuhur terdengar dan harus ku sudahi persiapan ini karena sudah janji dengan istri untuk menjemputnya di KPP Pratama Purbalingga disambung belanja.

Setibanya dirumah, usaha yang bisa dilakukan adalah sedikit-sedikit membaca aplikasi sembari momong tentunya. Siang berlalu, sore tenggelam, malam berganti, pagipun datang (2/4), ya hari interview yang dijadwalkan 14.15-14.30 akan dilakukan tidak peduli siap atau gaknya diri ini (yassalam..). Pasca berpamitan dengan istri, Mecca, dan Syam buat ke sekolah (06.50), aku sempatkan buat first time FP online berbasis GPS android. Butuh beberapa menit sih tapi berhasil juga. Back to the topic, pagi hingga siang aku habiskan buat persipan dan simulasi. Simulasi pertama aku minta tolong istri buat cek kualitas gambar dan suara antara laptop dan smartphone. Kesimpulannya laptop bukan opsi yang baik. Simulasi kedua (kebetulan) ada EF (11.00) yang menawarkan placement test speaking jadi kumanfaatkan untuk pemanasan selama 30 menit ngomong English. Keduanya sangat membantu, sungguh. Adzan Dzuhur berkumandang dan perasaan tambah nerveus, kebiasaan kalau ada acara penting pasti hormon bikin perut dan keringat datang. Mengawali makan siang dilanjutkan makan adalah langkah terbaikku dalam antisipasi interview Skype yang baru ada chat "Hi selamat pagi, ditunggu ya". Baca-baca motivation letter and personal statement menjadi cara terbaik menyiapkan detik-detik (kaya proklamasi aja) wawancara pertama ini sambal sesekali buka Youtube mengenai cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam interview. Waktu menunjukan pukul 14.00 dan tiba-tiba panggilan masuk Skype aktif “Yassalam.. maju nih” sambal agak pucat dan lari ketempat yang sudah di setting. Untungnya pewawancara memberikan waktu dan mempersilahkn diriku mencari posisi yang paling nyaman. 

tell me about yourself?
are you a teacher?
what subject do you teach?
how long have you prepared for this scholarship?
when you submit the documents?
have you ever go to Korea?
From where you know about Korea?


Dari semua pertanyaan itu yang paling gak terduga adalah pertanyaan “Anda dari daerah Jawa Tengah kan ya? Berapa lama anda menyiapkan diri untuk melamar beasiswa ini?”. Sesaat kemudian aku menyimpulkan kalua mostly applicants adalah pegawai pusat atau Kementrian. Kemudian curhatpun terjadi 😁, cerita dari awal konsul ke KS, minta surat pengantar ke KCD, terus minta surat lagi ke PDK Jateng untuk minta Endorsment Letter dari Kemendikbud. Mungkin mereka yang denger ceritanya aja lelah ya, apa lagi aku (sing nglakoni 😄). Diakhir wawancara yang berlangsung 10 menitan itu, interviewer memberikan informasi mengenai tahap seleksi berikutnya, seleksi wawancara kampus (aku sih gak ngerti kenapa dikasih tahu, seperti yang sudah pasti lolos wawancara kantor KOICA lokal gitu ha3). Mereka juga mengatakan nanti akan menghubungi (gak tahu via email, telpon, atau cuma WA doing kaya kasus-kasus di blog awardee KOICA). Meeting Skype pun berakhir dengan lambaian tangan dari mereka dan kubalas dengan Namaste (ala Film Bollywood).

Lokasi: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment