Wednesday, April 1, 2020

BEASISWA KOREA #02: RESULT OF DOCUMENT SCREENING KOICA ID

Hari itu, hari yang gak akan pernah aku lupa dalam sejarah hidup, disaat awal bulan mulai panik dengan Covid-19 👾 yang semakin gencar diberitakan dalam media dan harapan mendapatkan beasiswa yang semakin menipis dengan adanya kebijakan social distancing. Ditambah lagi keadaan ibu kota yang semakin banyak ODP, PDP, dan Pasien Positif Covid-19 akhirnya 26 Maret akses jalan masuk dan keluar ibu kota dengan diberhentikannya AKDP dan AKAP yang sebelumnya sudah dilakukan pembatasan KAI. Mau gimana hayoh?? beasiswa KOICA yang sudah dikirimkan berkasnya dari Februari sudah dikirimkan Setneg (seharusnya) ke KOICA (atau pada email mereka sih pihak KOICA yang akan mengambil berkas tsb di Kemensetneg. "Ya sudah coba tahun depan ajalah", bisikan hati nenangin diri, "yang penting sekarang sehat selamat dulu menghadapi wabah global ini".

Namun Sang Penulis takdir berkata lain, pagi itu aku habiskan seperti biasa WFH ala guru dengan 2 balita jadi bikin materi malamnya, pagi dishare ke grup kelas abis tuh sambil nunggu anak-anak kelas belajar materi dan ngerjain evaluasi, waktu ku habiskan dengan ngajak anak main didepan rumah ama anak-anak tetangga. Udah hampir 2 minggu sekolah tutup jadi kalau dirumah ya tugas utama ngasuh Mecca dan Syam. Puas bermain sambil berjemur (katanya sinar matahari pagi tuh baik buat ningkatin imun, senjata utama kita melawan Covid-19), hal berikutnya adalah bersama bini, mende anak. Pukul sebelas aku cek sosmed, email, dan panggilan di smartphone, tidak ada yang istimewa, semua biasa. Tidurlah kami sekeluarga atas nama menjga imunitas (makan, olahraga, dan istirahat yang cukup).

Sebelum Adzan ashar seperti biasa anak-anak sudah bangun dan hari itu hujan jadi jadwal mandi anak-anak yang biasanya jam 15.30 jadi mundur. Akhirnya setelah hujan reda dan anak-anak mandi serta makan dirumah aku ajaklah ke rumah tetangga yang kebetulan adalah teman sekantor istriku, Panggil saja bocah laki-laki kelas IV itu Nabil, ini ku lakukan untuk memberikan istri ruang dan waktu untuk sekedar, mandi, intip sosmed atau memasak makan malam untuk kami. Sampailah magrib dan si smartphone belum ku sentuh karena kebiasaan gak pernah bawa saat main sore (ya ellah.. kedepan rumah doang masa bawa-bawa gituan, "ribet temen.." kata orang banyumas). Semua nampak normal karena istriku pun yang standby di rumah gak cerita apa-apa. Cuman (mungkin karena cewek ya jadi perasaannya tajem, ibarat indra keenam punya Spiderman) istri nanya diantara maghrib dan isya, "mas udah ada kabar belum beasiswa Koreanya?", "belum sayang, tadi sebelum tidur siang aku cek email masih belum ada info tuh" jawabku (belum tahu sih.. informasi bisa datang kapanpun dan dengan cara apapun dia mau). Rutinitas berjlan normal menidurkan anak 20.00 dan karena kebiasaan tidur cepat ini (lagi-lagi tas nama imun) jadi belum juga aku pegang smartphone. Esoknya alarm berbunyi seperti bisa 04.23 waktu menjelang adzan Shubuh berkumandang, aku matikan bunyi yang berasal dari smartphone ku itu. "Loh kok di simbol telepon ada 3 misscall?" tanyaku dalam batin setelah aku buka, yassalam.. kok bisa ada panggilan dan KOICA Indonesia Office gak keangkat? buru-buru aku buka email tapi gak ada email masuk di inbox ataupun spam. 

Berkecamuk pikiran positif (ini info kalau aku lolos tahap seleksi berkas) dan negatif (jangan-jangan dia telepon doan gak kirim email gegara aku gak lolos), dengan sikap tenang dan pikiran terus mencari jalan terbaik, beberapa detik kemudian solusi didapatkan, "mesti minta nomor sang legend nih, orang yang dikenl baik banget di KOICA, Yulia Hastari. Ada tiga alumni KOICA yang ku kontak dan kesemuanya menanyakn poin yang sama nomor Yulia Hastari. Pukul 04.44 pesan ku kirim, satu jam 26 menit kemudian kontak beliau berhasil didapat  (yip yip horreyy).

Pagi itu (01/04) berbekal keyakinan akan kebaikan Yulia, ku beranikan diri WA diluar jam kerja (06.23) dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri. Dari pengalaman hidup ngadepin orang-orng super sibuk ibu kota biasanya mereka akan menjawab pertanyaan disaat mereka dikendaraan atau saat istirahat siang. Pasrah aja lah, opsi kedua yang sudah aku siapkan juga adalah ke SMK buat telpon balik, mungkin 09.00 nunggu jam kerja karena disaat gini jam kerja yang biasanya 08.00 pada mundur 1 jam. Ternyata kebaikan hatinya bukan rumor semata, 15 menit berikutnya sudah ada balasan WA, alhamdulillah. Intinya sih beliau mengiyakan sudah menelpon kemarin sore dan menanyakan sudah membaca email tau belum. Untuk memastikan lagi aku buka email dan lagi-lagi gak ada apa-apa baik dispam ataupun inbox. Pada akhir percakapan beliau menyimpulkan wawancara pertama oleh pihak KOICA Indonesi Office via Skype (Skype?? selama ini cuma dengar dari Mama Dedeh dan kalaupun ada online meeting pakainya Webex, FCC, dan Zoom) akan dilaksanakan besok after lunch, detailnya kan dikirim email lagi. Biar gak salah kirim aku kasih lagi alamat email ku. Satu jam kemudian WA masuk lagi dan memberitahukan email sudah dikirimkan. Alhamdulillah.. dan taram...

Lokasi: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia

0 komentar:

Post a Comment